Kamis, 07 Oktober 2010

Pelecehan al-Qur'an di Bandung meluas

Sabili
No.6 Th XV
22 Ramadhan 1428
4 Oktober 2007

Sobekan al-Quran bertuliskan kata-kata jorok dalam bahasa sunda menyebar di beberapa kelurahan dan kecamatan di kota Bandung. Aparat dan umat islam harus kompak mengungkap kasus ini sampai tuntas.

Warga RW 04 Kelurahan Garuda, Kecamatan Andir, Bandung tiba-tiba dibuat geger. Beberapa orang warga menemukan sobekan al-Qur’an bertuliskan lafadz Allah dan kata jorok dalam bahasa Sunda. Awalnya warga menduga ini perbuatan anak kecil, tapi ketika sobekan serupa banyak ditemukan diwilayah ini, warga pun mencurigai bahwa ini perbuatan orang yang sengaja menghina kesucian al-Qur’an.

Warga yang pertama menemukan adalah Iyuk (63). Ibu rumah tangga yang tinggal di Gang Bakti I Kelurahan Garuda ini, awalnya menganggap sampah kertas biasa. Ia menemukan sobekan yang menghina al-Qur’an ini di gang depan rumahnya. Saat itu, istri dari Engkon (70) ini sedang menyapu halaman dan gang depan rumahnya yang rutin ia lakukan tiap pagi.

Ketika sobekan kertas diamati lebih seksama, ia pun kaget dan badannya seketika merinding. Pasalnya di lembar sobekan al-Qur’an surat al-A’raf juz 9 halaman 351 ini, terdapat tulisan jorok dalam bahasa Sunda dibawah lafadz Allah. Kedua tulisan (lafadz Allah dan tulisan jorok) ini, ditulis dengan tinta tebal warna hitam, menggunakan sejenis spidol besar utk white board (papan tulis). “Ibu tak kuasa menyebutnya. Pokoknya kata-kata itu tak layak ditulis dalam lembaran al-Qur’an,” imbuh ibu berputra 9 ini.

Didampingi suami tercinta, kepada wartawan Sabili yang menyambangi kediamannya, iyuk mengaku, tak hanya sekali menemukan sobekan serupa didepan rumahnya. Ia menemukan dua kali dan lokasinya hampir persis ditempat yang sama. Penemuan pertama langsung dibakar. Sedangkan yang kedua diberikan pada suami dan disimpan sebagai barang bukti.

Warga kelurahan Garuda lainnya juga menemukan sobekan serupa. Dicky Mustaram (37) dan Andri (27) misalnya. Mereka menemukan sobekan secara tak sengaja, Sabtu (25/8). Saat itu, Andri sedang jalan kaki dari rumah menuju wartel tempatnya usaha. Ditengah jalan, ia menemukan sobekan al-Quran bertuliskan kata-kata jorok. Setelah membaca, iapun terkejut dan berkali-kali mengucap Istigfhar.

Selanjutnya, kertas itu disimpan dan diserahkan ke Dicky. Dicky pun merinding ketika menerima sobekan al-Quran yang dicoreti kata-kata kotor itu. Ia pun berulang kali membaca Istigfhar. “Saya juga menerima laporan yang sama dari kakak. Ini benar-benar keterlaluan. Pelecehan ini sepertinya disengaja utk memancing amarah umat islam,” ujarnya.

Sejak itu, warga yang tadinya diam, satu per satu memberikan kesaksian jika mereka juga menemukan lembaran al-Quran yang sama. Sayangnya, barang bukti itu kebanyakan sudah dibakar warga. Sedangkan sisanya sudah dibawa aparat kepolisian untuk proses hukum lebih lanjut.

“Tulisan disobekan al-Quran itu rapi dan bagus. Sepertinya dilakukan orang dewasa. Semuanya ditulis dengan ballpoint atau spidol hitam. Isinya nyaris sama. Jika dikatakan pekerjaan orang iseng rasanya tidak mungkin, karena bukan satu lembar yang ditemukan, melainkan banyak. Lembaran al-Quran yang ditemukan warga juga masih bagus bukan yang sudah usang,” jelas Dicky.

Wartawan Sabili yang menyusuri kawasan ini juga menemukan informasi dari beberapa warga lain. Tatang (35) misalnya. Laki-laki yang berjualan empek-empek ini. Juga menemukan sobekan mushaf al-Quran yang sama dibeberapa masjid dan WC. Ada juga warga yang mengaku telah menemukan sejak tiga bulan lalu, bahkan enam bulan lalu. Bahkan pada Jumat-Sabtu (7-8/9) di hampir seluruh RT dan RW yang ada dikelurahan Garuda, juga ditemukan kasus serupa. Di beberapa masjid juga kembali ditemukan, salah satunya di Masjid Al-Mansyur.

Memperoleh laporan masyarakat tentang hal ini. MUI kelurahan Garuda turun tangan melakukan investigasi. Menurut pengurus MUI Kel. Garuda Ustadz Asep Ayarifuddin, setelah bekerja beberapa hari di awal September ini, pihaknya menemukan sobekan al-Quran berkata seronok, tidak hanya beredar di kel. Garuda tapi juga di kel. Maleber.

“Ada kemungkinan di kelurahan atau kecamatan lain ada juga kasus serupa, hanya mungkin belum ada yang melapor. Saya heran mengapa banyak ditemukan sobekan seperti ini,” tambahnya.

MUI Kec. Andir juga tidak tinggal diam, jajaran pengurus langsung mengadakan pertemuan guna membahas persoalan ini. Pertemuan di aula masjid Baitul Muttaqien ini menghasilkan kesepakatan, pihaknya akan melakukan investigasi secara mendalam sekaligus mengumpulkan barang bukti untuk dilaporkan ke MUI kota Bandung. MUI juga akan meminta aparat kepolisian segera mengusut kasus ini secara tuntas. “Saya berharap pelakunya bisa segera ditangkap agar tidak membuat resah umat islam,” tandas ketua MUI kec. Andir E. Kusmana.

Menanggapi kasus ini, KH Dr. Aminuddin Shaleh, ulama kota Bandung menegaskan, bila itu benar berarti telah terjadi pelecehan terhadap Allah dan umat islam. Karenanya, ini tak bisa dibiarkan. Aparat juga harus bergerak cepat menangkap pelakunya.

“Ini warning bagi umat islam. Musuh-musuh islam mengintai dimana-mana. Kita jangan tinggal diam. Aparat juga harus punya deadline yang jelas untuk menangkap pelakunya agar semua menjadi jelas,” tegasnya.

Mendapat permintaan dari MUI dan Masyarakat. Kapolresta Bandung Barat AKBP Drs Teddy Setiadi mengatakan akan segera bertindak untuk mengungkap kasus ini. Pihaknya akan menurunkan tim untuk menyelidiki kasus ini dan menangkap pelakunya. “Mohon umat islam bersabar dan turut membantu dalam pengungkapan kasus ini,” pintanya.

Ketika Sabili berada di lokasi beredarnya sobekan al-Quran yang dinista ini., beberapa kali berpapasan dengan anggota Polresta Bandung Barat yang tengah melakukan investigasi. Salah seorang dari mereka yang berpakaian preman mengatakan, cukup sulit mengungkap siapa pelaku kasus pelecehan terhadap al-Quran ini.

“sebagai aparat, kami akan berusaha seoptimal mungkin mengungkap siapa pelakunya, agar masyarakat tahu dan tidak resah lagi,” tuturnya.

Pelecehan dan penghinaan terhadap islam sudah terjadi berulang kali. Kini saatnya umat islam bekerja sama, bahu-membahu, dengan aparat untuk mengungkap siapa pelaku dan otak dibelakangnya. Setelah tertangkap, adili secara adil dan transparan.

tanggapan:
Memang berita tersebut merupakan upaya oknum yang ingin memancing amarah kita umat islam terhadap agama lain, tapi kita jangan sampai terpengaruh oleh hasutan mereka,sekarang kita cari siapa pelakunya,dan kita serahkan kepada yang berwajib untuk ditindak lanjuti,karena kalau misalkan kita umat islam,berbuat sewenang-wenang menghakimi mereka maka akan terjadi lagi yang namanya komplik agama,karena kita tidak tahu siapa pelaku sebenarnya,apabila komplik agama terjadi dilingkungan
kita dapat menimbulkan keruksakan,bukankah agama kita juga melarang kita berbuat keruksakan